PENELUSURAN SUMBER SEJARAH JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA-UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  • 24 Desember 2023
  • 02:46 WITA
  • Administrator
  • Berita

Pada tanggal 22-23 Desember 2023 Mahasiswa angkatan 2021 Jurusan Sejarah Peradaban Islam semester 5 kelas AK3  melakukan penelusuran sumber sejarah ke Kabupaten Bulukumba.

Mahasiswa melakukan penelusuran di dampingi Dosen Mata Kuliah Praktek Penelusuran Sumber Sejarah yaitu: Bapak Nur Ahsan Syakur, S.Ag., M.Si bersama Amirullah, S.Hum., M.Hum. 


Penelusuran pertama ke makam Dato'ri Tiro yang berada di jalan Hila-hila, Ekatiro, Kec. Bonto Tiro, Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan 

 Dato'ri Tiro adalah pembawa agama Islam di Bulukumba, sehingga makamnya memiliki sejarah. Dato'ri Tiro bernama asli Nurdin Ariyani atau Abdul Jawad dengan gelar Khatib Bungsu, ia adalah ulama sufi dari Minangkabau dengan membawa ajaran tasawuf. 

Penelusuran selanjutnya ke Bonto Bahari Bulukumba, Mahasiswa melihat proses pembuatan kapal pinisi 

Penelusuran terakhir Ammatoa di kajang 

Amma toa mengatakan bahwa ada 2 persatuan di kajang yaitu A'lemo sibatu A'bulo sipappa  artinya bahwa satu keyakinan, Tuhan yang Maha Esa.


Ammatoa dipilih/terpilih berdasarkan penunjukan Tu Rie Akrakna hanya diketahui orang-orang tertentu. Yang ikut dalam pa'nganroang anjuru borong (Upacara pengukuhan Amma) 

Amma toa adalah pengatur dan penentu kebijakan adat.

Ada beberapa pertanyaan yang diajukan mahasiswa sesampai disana pertama, kenapa tidak dibolehkan memakai sendal pada saat memasuki wilayah Ammatoa di kajang? Jawabannya menurut Ammatoa ketika memakai sendal kita tidak menghormati itu tanah dan mereka menganggap bahwa tanah itu adalah ibu, ibu dari kita jadi ketika kita memakai alas kaki dan menginjakkan kepada tanah maka seakan-akan kaki menginjakkan kepada tanah maka seakan-akan kita tidak hormat kepada ibu kita karena nantinya kita ini akan kembali kepada tanah sehingga tanah itu dikatakan sebagai ibu kita. 


Kemudian pertanyaan kedua kenapa kita harus berpakaian berwarna hitam ketika memasuki wilayah Ammatoa di kajang?

Jawabannya menurut Ammatoa sebenarnya di kajang identik dengan dua warna pertama warna putih kedua warna hitam akan tetapi yang paling menonjol warna hitam atau pakaian berwarna hitamnya, supaya ada kesetaraan baik seorang raja, seorang kepala sukunya dengan masyarakat-masyarakat yang lainnya sehingga semuanya harus selaras pakaian yang digunakan semuanya di sama ratakan berwarna hitam.

Menurut Ammatoa pencurian akan disanksi berat bukan cuma pencurinya yang dihukum tetapi keluarganya juga, setelah hukum adat maka dilanjutkan ke hukum pemerintahan negara.


Penulis: Nur Aida Syam