Mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam angkatan 2021 melakukan Study Tour Sejarah dan Budaya di Sidrap

  • 01 Juli 2024
  • 10:45 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 1 Juli 2024. Mahasiswa UIN Alauddin Makassar jurusan Sejarah Peradaban Islam angkatan 2021 memulai perjalanan mereka dalam Study Tour Sejarah dan Budaya pada Jum'at, 28 Juni 2024. Mahasiswa mula-mulanya berkumpul selepas salat Jum'at di halaman Masjid Agung Sultan Alauddin yang terletak di dalam kampus untuk kemudian bertolak meninggalkan Makassar. Kendaraan yang digunakan para mahasiswa dan dosen adalah dua buah bus dan satu buah mobil avanza yang disediakan oleh pihak travel. Jumlah mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam angkatan 2021 yang mengikuti study tour kali ini berjumlah 62 orang dari 3 kelas berbeda, yakni 6 AK1, 6 AK2, dan 6 AK3. Rombongan mahasiswa meninggalkan kampus tepat pukul 14.15 wita. Rombongan mahasiswa kemudian tiba di Sidrap sekitar pukul 9 malam, tepatnya di Masjid Tua Jerra'e Allakkuang. Salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan ini memang menjadi salah satu destinasi dalam Study Tour Sejarah dan Budaya kali ini. Menunaikan salat isya yang dijamak takhir dengan salat maghrib.

 

Sebelum Masjid Tua Jerra'e Sidrap atau yang juga dikenal dengan sebutan Masjid Tua Jerra'e Allakuang dibangun, orang-orang Islam hanya melaksanakan ibadah di rumah masing-masing. Dengan keadaan tersebut, maka dibangunlah masjid sebagai tempat ibadah dan penyebaran agama Islam. Pembangunan masjid ini diinisiasi oleh Addatuang Sidenreng La Patiroi yang juga dibantu Nene' Mallomo dan Syekh Bojo setelah dua tahun masuknya Islam di Kerajaan Sidenreng. Masjid Tua Jerra'e didirikan pada tahun 1609 saat Kerajaan Sidenreng dipimpin oleh menantu Sombayya (raja) Gowa I Manriogau Daeng Bonto Karaeng Tunipallangga Ulaweng bernama La Patiroi Addatuang Sidenreng Matinroe ri Massepe (1582-1612 M). Masjid tua tersebut menjadi bukti sejarah dan merupakan bangunan masjid pertama di Sidenreng Rappang (Sidrap). Masjid tersebut telah mengalami 5 kali renovasi, namun tidak mengubah bentuk dari masjid tersebut sebagai upaya menjaga dan melestarikan cagar budaya.