Ketua Prodi SPI UIN Alauddin Hadiri Meeting Tahunan APSII di Surakarta

  • 23 Juli 2025
  • 11:41 WITA
  • Administrator
  • Berita

Asosiasi Program Studi Sejarah Islam se-Indonesia (APSII) menggelar Meeting Tahunan yang berlangsung di Kota Surakarta pada Selasa (22/7/2025). Pertemuan bergengsi ini dihadiri oleh seluruh perwakilan program studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) dari berbagai perguruan tinggi Islam di Indonesia, termasuk Ketua Prodi SPI Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Bapak Chaerul Mundzir.

Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi para pengelola Prodi SPI dalam membahas arah strategis pengembangan keilmuan, peningkatan mutu, dan penguatan eksistensi prodi di tengah tantangan global.

Dalam pertemuan tersebut, beberapa agenda utama yang dibahas antara lain:

  1. Penyusunan Book of Knowledge Prodi SPI dan Rancangan Kurikulum Nasional – Langkah awal dalam menyatukan visi keilmuan SPI secara nasional, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum berbasis integrasi keilmuan dan kebutuhan zaman.
  2. Evaluasi Olimpiade Sejarah Islam Nasional (OSIN) – Kegiatan tahunan yang menjadi ajang pengukuran prestasi dan wawasan mahasiswa SPI dari seluruh Indonesia, dievaluasi guna peningkatan kualitas pelaksanaan ke depan.
  3. Isu Strategis Akreditasi Prodi – Pembahasan menyeluruh tentang strategi pencapaian akreditasi unggul, termasuk pemenuhan standar mutu berdasarkan kriteria nasional maupun internasional.
  4. Optimalisasi Jurnal Prodi Menuju Indeksasi Internasional Bereputasi – Upaya konkret dalam mendorong setiap prodi SPI untuk mengelola jurnal ilmiah yang mampu menembus indeks bereputasi seperti DOAJ, Scopus, dan lainnya.
  5. Sertifikasi Profesi Mahasiswa, Lulusan, dan Dosen SPI – Dalam rangka meningkatkan daya saing lulusan, APSII menjajaki kerja sama strategis dengan BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) untuk menyiapkan skema sertifikasi yang relevan dengan kompetensi keilmuan SPI.
  6. Tantangan dan Harapan Prodi SPI ke Depan – Diskusi terbuka membahas tantangan aktual seperti digitalisasi arsip sejarah, integrasi moderasi beragama dalam kajian sejarah Islam, hingga upaya memperkuat posisi SPI dalam lanskap akademik nasional dan global.

Kegiatan ini penting untuk menyatukan langkah dan visi antarprodi SPI, agar kita bisa melahirkan generasi sejarawan Islam yang unggul, moderat, dan berdaya saing tinggi.

Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama seluruh peserta untuk memperkuat kerja kolaboratif antarprodi dan membangun SPI sebagai bidang studi yang strategis dalam menjawab dinamika keislaman, kebangsaan, dan globalisasi di masa depan.