Gowa
- Civitas akademika Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar berpartisipasi aktif dalam kegiatan
penting, Workshop Kurikulum Berbasis OBE, yang diselenggarakan oleh Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar pada Kamis, 18 September 2025.
Workshop ini, yang diadakan secara hibrida dengan sesi tatap muka di Sultan
Alauddin Hotel and Convention, Kampus 1 UIN Alauddin Makassar, berfokus pada sinkronisasi
KKNI dan SKKNI dalam Kurikulum OBE, sebuah langkah strategis untuk memastikan
lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan
standar nasional.
Workshop ini
dilatarbelakangi oleh beberapa urgensi utama yang mendasari pemutakhiran
kurikulum. Salah satunya adalah peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan
di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat. Selain
itu, workshop ini juga menjadi respons terhadap dinamika sosial dan keagamaan
serta kebutuhan dunia kerja dan profesi yang terus berubah. Dengan menyesuaikan
kurikulum, Prodi SPI dapat menjamin lulusannya memiliki kualifikasi yang sesuai
dengan standar nasional dan internasional, serta mampu terlibat aktif dalam
penelitian.
Dalam sesi pemaparan,
narasumber menjelaskan tiga konsep kunci yang menjadi landasan workshop ini. Pertama,
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yaitu kerangka yang
menyandingkan dan mengintegrasikan pendidikan dengan pelatihan kerja. KKNI
terdiri dari sembilan jenjang kualifikasi, yangmana jenjang sarjana (S1) berada
pada level 6. Pada level ini, lulusan diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan mengambil keputusan strategis di bidang keahliannya. Kedua, Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), merupakan standar yang
dikembangkan oleh pemangku kepentingan dunia kerja untuk menetapkan kompetensi
kerja meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
industri. SKKNI ini menjadi tolok ukur penting untuk memastikan lulusan
memiliki keterampilan praktis yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
Terakhir, Kurikulum
Berbasis Outcome-Based Education (OBE). OBE adalah pendekatan pendidikan
yang berfokus pada hasil yang diharapkan dari lulusan, bukan hanya pada proses
pembelajarannya. Kurikulum OBE menuntut adanya perencanaan sistematis yang
dimulai dari profil lulusan, yang kemudian diturunkan menjadi Capaian
Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK). Dengan
demikian, mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memiliki kemampuan
praktis dan sikap profesional yang dibutuhkan di dunia kerja. Sinkronisasi
antara KKNI, SKKNI, dan Kurikulum OBE menjadi sebuah keharusan. Tujuannya
adalah untuk memastikan lulusan memiliki kualifikasi yang sesuai standar
nasional (KKNI) dan kompetensi kerja yang relevan dengan tuntutan industri
(SKKNI).
Hasil yang diharapkan
dari sinkronisasi ini sangat konkret dan berdampak luas. Pertama, lulusan akan
lebih siap kerja karena kompetensi mereka sesuai dengan kebutuhan industri. Kedua,
kurikulum akan menjadi lebih relevan, adaptif, dan fleksibel. Ketiga, mahasiswa
dapat diuji kompetensinya melalui sertifikasi yang diakui. Terakhir, institusi
akan mendapatkan pengakuan atau rekognisi dari dunia kerja, industri, dan
akreditasi.
Prodi SPI UIN Jakarta,
sebagai contoh, telah memiliki profil lulusan yang mengacu pada KKNI Level 6,
mencakup penguasaan keilmuan SPI, kemampuan menerapkan metode ilmiah sejarah,
kecakapan berpikir kritis, keterampilan komunikasi, serta sikap religius,
nasionalis, toleran, dan beretika. Dalam implementasinya, Prodi SPI UIN Jakarta
mengikuti beberapa langkah strategis. Diawali dengan analisis profil lulusan
yang disesuaikan dengan KKNI Level 6 dan kebutuhan pasar kerja, melibatkan
alumni, pengguna lulusan, dan asosiasi. Setelah itu, dirancanglah CPL yang
komprehensif yang mencerminkan kemampuan akademik, kecakapan profesional, serta
nilai-nilai keislaman dan kebudayaan. Proses selanjutnya adalah penurunan CPL
ke dalam CPMK dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) menggunakan pendekatan backward
design Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga diarahkan untuk
pencapaian unit SKKNI, seperti magang di museum atau lembaga penelitian, serta
proyek sejarah digital.
Workshop ini menegaskan
komitmen Prodi SPI UIN Alauddin Makassar untuk terus beradaptasi dan berinovasi
dalam menyajikan pendidikan yang relevan dan berkualitas. Dengan revisi
kurikulum setiap lima tahun, Prodi SPI memastikan bahwa kompetensi lulusan
seperti peneliti, praktisi sejarah, dan bahkan entrepreneur sejarah tetap
relevan. Langkah-langkah ini tidak hanya memperkuat mutu akademik, tetapi juga
menjamin lulusan memiliki daya saing tinggi di dunia kerja.