Makassar, 25 Juli 2025 – Civitas
akademika Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI), Fakultas Adab dan
Humaniora, UIN Alauddin Makassar, menyambut penuh kebahagiaan atas peresmian
Rumah Sakit UIN Alauddin Makassar yang dilaksanakan pada Kamis, 24 Juli 2025 di
Kampus I UIN Alauddin, Jl. Sultan Alauddin.
Acara grand opening
tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Agama Republik Indonesia, AG. Prof. Dr.
K.H. Nasaruddin Umar, M.A bersama jajaran pejabat Kementerian Agama, tokoh
akademik, dan unsur pemerintah daerah. Rumah sakit ini menjadi menjadi bagian
dari sejarah UIN Alauddin dan Kementerian Agama, yang dirancang untuk melayani masyarakat umum serta
mendukung layanan kesehatan jemaah haji dan umrah.
Ketua Prodi Sejarah Peradaban
Islam, Chaerul Mundzir, S.Hum., M.Hum., menyampaikan rasa syukur dan
apresiasinya:
"Kami merasa sangat bangga
atas hadirnya Rumah Sakit UIN Alauddin. Ini bukan hanya kemajuan fisik
institusi, tetapi juga pencapaian historis. Apresiasi mendalam kami sampaikan
atas sambutan Bapak Menteri Agama yang mengangkat refleksi historis peradaban
Islam dengan menyebut tokoh-tokoh muslim filsuf sekaligus scientist seperti
Ar-Razi, Ibnu Rusyd, Haytham. Hal ini mengingatkan kita bahwa keilmuan Islam
sejak dahulu sudah terintegrasi dengan etika dan spiritualitas dalam pelayanan
publik."
Ia menambahkan bahwa pesan-pesan
tersebut sangat relevan dengan visi keilmuan Prodi SPI dalam menggali
nilai-nilai warisan Islam yang berperan dalam peradaban manusia.
Sementara itu, Sekretaris Prodi
SPI, Muhammad Arif, M.Hum. juga turut memberikan komentar:
"Peresmian rumah sakit ini
menunjukkan bahwa UIN Alauddin tidak hanya berperan dalam pendidikan, tetapi
juga dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Harapan kami, RS ini menjadi ruang
kolaborasi lintas ilmu dan pusat pelayanan yang mencerminkan nilai-nilai
keislaman dan kemanusiaan."
RS UIN Alauddin saat ini telah
menyiapkan 209 kamar pasien dan terletak di kawasan strategis yang mudah
diakses dari berbagai arah. Rektor UIN Alauddin menegaskan bahwa rumah sakit
ini bukan sekadar fasilitas kampus, tetapi bagian dari warisan institusional
Kementerian Agama.
Dengan peresmian ini, UIN
Alauddin Makassar semakin meneguhkan dirinya sebagai kampus Islam negeri yang
tidak hanya mencetak ilmuwan, tetapi juga hadir langsung di tengah masyarakat
untuk mewujudkan rahmatan lil ‘alamin.