Akademik Discussion Dosen FAH Season 3 Bahas Arsitektur Aplikasi Modern: Monolithic vs Microservices

  • 29 Juli 2025
  • 09:51 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 29 Juli 2025 – Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar kembali menggelar agenda rutin Akademic Discussion Dosen FAH Season 3 yang dilangsungkan pada Senin, 28 Juli 2025, bertempat di Ruang Senat FAH. Pada edisi kali ini, tema yang diangkat adalah “Arsitektur dalam Pengembangan Aplikasi Modern: Monolithic dan Microservices”.

Pemateri diskusi ilmiah ini, Bayu Rizky, M.Kom., dosen CPNS dari Program Studi Ilmu Perpustakaan. Meskipun baru bergabung di lingkungan FAH, Bayu Rizky menunjukkan kapasitas akademik dan penguasaan materi yang mendalam. Ia memaparkan secara sistematis tentang dua pendekatan arsitektur perangkat lunak yang saat ini banyak digunakan dalam pengembangan sistem aplikasi modern, yakni arsitektur monolithic dan microservices.

Dalam paparannya, Bayu menjelaskan bahwa arsitektur monolithic adalah pendekatan tradisional di mana seluruh komponen aplikasi dibangun sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling tergantung. Meskipun memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan pengembangan awal, pendekatan ini dinilai kurang fleksibel dalam hal skalabilitas dan pemeliharaan pada skala besar.

Sebaliknya, arsitektur microservices memungkinkan pengembangan aplikasi dalam bentuk layanan-layanan kecil yang berdiri sendiri, tetapi saling berkomunikasi melalui antarmuka tertentu. Pendekatan ini dinilai lebih modern dan adaptif, karena memberikan kemudahan dalam pengelolaan, pengujian, serta pengembangan berkelanjutan secara terpisah oleh tim-tim yang berbeda. Namun, Bayu juga menekankan bahwa arsitektur ini tidak lepas dari tantangan, seperti kompleksitas manajemen layanan dan kebutuhan infrastruktur yang lebih canggih.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Prof. Dr. H. Barsihannor, M.Ag., yang dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif dan semangat dosen muda dalam mengangkat tema-tema kekinian yang relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi lembaga.

Diskusi ini diikuti dengan antusias oleh para dosen dari berbagai program studi di lingkungan FAH. Selama sesi tanya jawab, sejumlah peserta mengajukan pertanyaan kritis yang memperkaya perspektif, seperti penerapan microservices dalam sistem perpustakaan digital, tantangan keamanan data dalam pendekatan terdistribusi, hingga kesiapan sumber daya manusia dalam mengimplementasikan arsitektur tersebut di lingkungan akademik.

Melalui kegiatan Akademic Discussion ini, FAH menegaskan kembali komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya menjaga nilai-nilai humaniora, tetapi juga terbuka terhadap perkembangan teknologi dan pendekatan interdisipliner. Diskusi ini sekaligus menjadi wadah bagi dosen-dosen muda untuk menunjukkan kapasitas akademiknya, serta memperkuat budaya ilmiah yang inklusif dan progresif di lingkungan kampus.

Dengan semangat kolaboratif dan keterbukaan terhadap inovasi, Fakultas Adab dan Humaniora terus berupaya menjadi ruang tumbuh bagi pemikiran-pemikiran baru yang tidak hanya relevan secara akademik, tetapi juga aplikatif dalam menjawab kebutuhan zaman.