Tiga Dosen Sejarah Peradaban Islam FAH UIN Alauddin Makassar Raih Gelar Doktor

  • 26 Agustus 2025
  • 06:00 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa - Tiga dosen Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar resmi meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi mereka dalam sidang promosi doktor yang digelar di Gedung Pascasarjana lantai 1 UIN Alauddin Makassar.

Ketiganya adalah Dr. Aksa, S.Pd., M.Pd., Dr. Muhammad Arif, S.Hum., M.Hum., dan Dr. Riswandi, S.Hum., M.Hum.

Dr. Aksa menjadi promovendus pertama yang melangsungkan ujian terbuka pada tanggal 25 Agustus 2025. Ia mempertahankan disertasi berjudul “Relasi Ulama dan Sultan dalam Membangun Peradaban Islam di Kesultanan Bima Abad XVII–XX”. Penelitiannya mengkaji kontribusi ulama dalam proses pembentukan peradaban Islam di Kesultanan Bima serta relasi mereka dengan institusi kekuasaan.

Pada hari yang sama, Dr. Muhammad Arif juga berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Dinamika Gerakan Sosial-Politik Tarekat Khalwatiyah Samman di Kabupaten Maros (Tinjauan Historis)”. Disertasi ini membahas bagaimana gerakan tarekat bertransformasi menjadi kekuatan sosial-politik dalam masyarakat lokal Maros.

Sementara itu, pada 26 Agustus 2025, Dr. Riswandi mempertahankan disertasinya yang berjudul “Gerakan DI/TII Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan-Tenggara (Studi: Politik Kenegaraan, Keagamaan dan Thymos)”. Penelitian ini menyoroti kompleksitas gerakan Kahar Muzakkar dengan pendekatan multidisipliner yang mencakup aspek sejarah, politik, agama, dan psikologi sosial.

Ketiga promosi doktor ini disaksikan langsung oleh para penguji, promotor, kolega, mahasiswa, serta keluarga. Keberhasilan mereka tidak hanya memperkuat posisi akademik UIN Alauddin Makassar, tetapi juga memperkaya khazanah keilmuan sejarah Islam Indonesia dengan pendekatan lokal yang mendalam.

Dengan keberhasilan ini, Prodi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin Makassar menambah jumlah doktor aktif di bidang Sejarah dan Peradaban Islam, yang diharapkan mampu memperkuat kualitas pendidikan dan penelitian di lingkungan kampus, sekaligus mendorong kajian sejarah Islam berbasis lokal yang lebih kontekstual dan relevan.